penyakit myasis pada ternak besar

MAKALAH
PENYAKIT MYASIS PADA SAPI


................................



DI susun oleh:
AJI SETYONUGROHO (17820071)

 

 

FAKULTAS KEDOTERAN HEWAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” PENYAKIT MYASIS PADA SAPIdapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan, tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini dengan baik, diantaranya :
1.
2. Orang tua,yang telah memberikan semangat dan doa
3. teman-teman ,yang telah membantuku dan memberikan masukan kepada penulis
Hingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu untuk memperbaikan makalah ini penulis mengharapkan kritik-kritik dan saran-saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis  mengucapkan terima kasih.  


SURABAYA,25 OKTOBER 2017

Penulis



DAFTAR ISI

                             
























BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Serangga dalam hidupnya sebagai parasit, dapat pula menimbulkan penyakit pada hospes yang dihinggapinya. Penyakit ini disebabkan karena kehadiran serangga dewasa atau larva yang menimbulkan iritasi atau kerusakan pada hospes dimana parasit ini hidup. Pada paper ini akan dibahas mengenai penyakit Myasis yang disebabkan oleh lalat Chrysomya bezziana.

Myasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi larva lalat kedalam suatu jaringan hidup manusia dan hewan. Penyakit ini sering ditemukan pada Negara-negara dengan masyarakat golongan sosial ekonomi kelas rendah. Diantara lalat penyebab myasis di dunia, Chrysomya bezziana mempunyai nilai medis yang penting karena bersifat obligatif parasit. Infestasi myasis pada jaringan akan mengakibatkan berbagai gejala tergantung pada lokasi yang dikenai.
Larva yang menyebabkan myasis dapat hidup sebagai parasit di kulit, jaringan subkutan, soft tissue, mulut, traktus gastrointestinal, system urogenital, hidung, telinga dan mata. Higiene yang buruk dan bekerja pada daerah yang terkontaminasi, melatarbelakangi infestasi parasit ini. Manifestasi klinik termasuk pruritus, nyeri, inflamasi, demam, eosinofilia dan infeksi sekunder. Penyakit ini jarang mengalami kematian.












RUMUSAN MASALAH
1.      Apa sih lalat Chrysomia benziana itu.
2.      Bagaimana sih cara penularan myasis.
3.      Bagaimana cara mendiagnosa penyakit myasis.
4.      Bagaimana cara penanganan penyakit myasis.

TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa itu lalat Chrysomia benziana.
2.      Untuk mengetahui cara penularan myasis.
3.      Untuk mengetahui cara diagnosa dari myasis.
4.      Untuk mengetahui cara penanganan penyakit myasis.

MANFAAT
1.       Mengetahui penyebab myasisi .
2.      Mengetahui cara penularan myasis.
3.      7. Mengetahui cara diagnosa dari myasis.
4.      Mengetahui cara penanganan penyakit myasis













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ETIOLOGI
                Myiasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan tubuh hewan yang masih hidup, disebabkan oleh larva lalat fakultatif dan atau obligat. Kejadian Myiasis di Indonesia teridentifikasi disebabkan oleh larva lalat : Chrysomia benziana, Booponus intonsus, Lucillia, Calliphora, Musca dan Sarcophaga. Genus Chrysomia yang memegang peranan penting dalam kasus myasis yaitu Chrysomia megacephala dan Chrysomia bezziana.
a)      Berdasarkan sifatnya maka larva tersebut dibedakan menjadi:

Fakultatif Parasit yaitu :
larva secara normal hidup bebas dan mampu berkembang pada bahan bahan organik yang busuk, tetapi larva tersebut dapat dijumpai pada hewan hidup dimana mampu berkembang dan selanjutnya dapat bertindak sebagai parasit untuk kelangsungan hidupnya. Terdiri dari Blowflies , misalnya : Larva dari Lucilia, Phormia, Calliphora dan Chrysomyia.

Obligat Parasit yaitu :
larva secara normal membutuhkan jaringan induk semangnya sebagai makanan dalam perkembang biakannya terdiri dari: Bot flies, misalnya, Larva dari genus Gasterophilus, Oestrus. Warble flies misalnya, Larva dari Hipoderma bovis dan H. lineatum. Screw worm misalnya, Larva dari Callitroga hominivorax, C. macellaria dan Chrysomyia bezziana.

b)      Berdasarkan lokasi dari myasis maka dapat dibedakan menjadi :

Eksternal myasis :
Myasis yang terjadi pada organ luar tubuh yang disebabkan karena luka. Myasis ini sering diakibatkan oleh larva dari kelompok Blowflies serta Screw worm.
Internal myasis :
Myiasis yang terjadi pada organ organ dalam dan rongga rongga lainnya. Sering diakibatkan oleh larva dari kelompok Bot flies dan Warble flies.

Lalat C. bezziana berwarna biru metalik, biru keunguan atau biru kehijauan. Kepala lalat ini berwarna oranye dengan mata berwarna merah gelap. Perbedaan antara lalat betina dan jantan terletak pada matanya. Lalat betina memiliki celah yang memisahkan mata kanan dan kiri lebih lebar dibandingkan lalat jantan.

     Ukuran lalat ini bervariasi tergantung pada ukuran larvanya. Panjang tubuhnya rata-rata 10 mm dengan lebar kepala berkisar rata-rata 4,1 mm. Tidak ada tanda-tanda makroskopik yang khas untuk dapat mengenalinya dengan kasat mata sehingga identifikasi hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopik.


Telur chrysomya bezziana berwarna putih transparan dengan panjang 1,25 mm dan berdiameter 0,26 mm, berbentuk silindris serta tumpul pada kedua ujungnya. Larva C. beziiana terbagi menjadi tiga instar, yaitu L1, L2, dan L3. Larva ini mempunyai 12 segmen, yaitu satu segmen kepala, tiga segmen torak, dan delapan segmen abdominal. Ketiga instar tersebut dapat di bedakan dari panjang tubuh dan warnanya. Panjang L1 adalah 1,6 mm dengan diameter 0,25 mm dan berwarna putih, sedangkan L2 mempunyai panjang 3,5-5,5 mm dengan diameter 0,5-0,75 mm dan berwarna putih samapi krem. Adapun panjang L3 mencapai 6,1-15,7 mm dengan diameter 1,1-3,6 mm. L3 muda berwrna krem namun jika telah dewasa berwarna merah muda.

Tubuh larva dilengkapi bentukan duri dengan arah condong ke belakang. Spirakel anterior mempunyai empat sampai enam papilla sedangkan spirakel posterior dilengkapi tiga celah dengan peritreme yang kuat dan berwarna kehitaman. Saat akan menjadi pupa, L3 berubah warna menjadi coklat hingga hitam dengan panjang rata-rata 10,1 mm yang berdiameter 3,6 mm.



CARA PENULARAN MYASIS

           
Cara penularan nya yaitu melalui luka yang terbuka,bisa juga melalui mata,telinga,mulut,dan hidung  menjadi pintu masuk infestasi larva ini. Gejala klinis myiasis sangat bervariasi dan tidak spesifik tergantung pada bagian tubuh yang diinfestasi larva lalat chrysomya bezziana.
Bau darah segar yang mengalir akan menarik lalat betina untuk meletakkan telurnya ke luka tersebut . Lalat betina akan meletakkan kumpulan telurnya di tepi luka pada sore hari atau menjelang petang dalam waktu sekitar 4,1 menit. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh lalat betina berkisar antara 95 sampai 245 (rata-rata 180 telur) . Telur akan menetas menjadi L1 dalam waktu 12 - 24 jam atau sepuluh jam pada suhu 30°C, selanjutnya LI menuju ke daerah luka yang basah . Sehari kemudian, LI akan berubah menjadi L2 dan muiai membuat terowongan yang lebih dalam di daerah luka tersebut dengan cara masuk ke dalam jaringan inang (SPRADBERY, 1991) . Larva instar II (L2) akan berkembang menjadi L3 pada hari keempat bermigrasi keluar dari daerah luka tersebut dan jatuh ke tanah. Larva tersebut akan membuat sinar matahari secara langsung . Larva akan membentuk pupa dalam waktu 24 jam pada suhu 28°C.
Hasil gambar untuk siklus hidup lalat chrysomya bezziana


Penetasan lalat dari pupa sangat tergantung dari lingkungan . Pupa akan menetas menjadi lalat dalam seminggu pada suhu 25 - 30°C, sedangkan pada temperatur yang lebih rendah akan lebih lama bahkan sampai berbulan-bulan . Lalat jantan dan betina mempunyai daya tahan hidup yang relatif sama, yaitu 15 hari dalam kondisi laboratorium, meskipun beberapa lalat dilaporkan mampu hidup hingga empat puluh hari .

cara mendiagnosa penyakit myasis
Gejala klinis pada hewan antara lain berupa demam, radang, peningkatan suhu tubuh, luka membengkak,kurang nafsu makan,tidak tenang sehingga mengakibatkan ternak mengalami penurunan bobot badan dan produksi susu,kerusakan jaringan,infertilitas, hipereosinofilia serta anemia . Apabila tidak diobati, myiasis dapat menyebabkan kematian ternak sebagai akibat keracunan kronis amonia.
cara penanganan penyakit myasis
cara penangan nya yaitu Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti, tetapi sebelumnya larva harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti (Coumaphos, Diazinon, Ivermectin) Setelah larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2% dalam vaselin dioleskan langsung disekitar borok untuk untuk mencegah infeksi ulang Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik (penicilin 20.000 IU/Kg bb) dan sulfanilamida serbuk. Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak ikan karena mengandung vitamin A dan D yang bagus untuk regenerasi kulit.




BAB III

KESIMPULAN
Myasis (belatung) merupakan infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup hewan berdarah panas. Penyakit ini sering ditemukan pada Negara-negara tropis dan sering menyerang hewan ternak dan juga hewan kesayangan. Lalat Chrysomya bezziana merupakan salah satu vector penyebab penyakit myasis dikarenakan mempunyai nilai medis yang penting dan bersifat obligat parasit dan menimbulkan kerugian ekonomis. Kasus myasis pada hewan sering terjadi akibat pasca partus (myasis vulva) yang diikuti oleh pemotongan tali pusar pada anaknya (myasis umbilikus) atau akibat luka traumatika.

















Jurnal  APRIL H. WARDHANA Balai Penelitian Veteriner, X. RE. Martadinata No. 30, Bogor 16114

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BNYI